Kelompok Kristen Koptik yang bermukim di Mesir hingga saat ini masih merasakan diskriminasi mayoritas terhadap mereka. Selama berpuluh tahun, diskriminasi membuat mereka sulit keluar dari lingkaran kemiskinan.
Langkanya bahan bakar dan listrik serta inflasi dalam setahun terakhir memukul kelompok ini secara keras. Menurut salah satu pendeta Koptik, Pendeta Samaan, diskriminasi yang dirasakan di bawah pemerintahan Mohamed Morsi adalah yang paling sulit. "Tidak ada keadilan. Mesir dipenuhi preman, ada kerusuhan, perampokan dan penculikan," ujarnya.
Selain itu, gereja-gereja Koptik diserang dan warga Kristen dibunuh. Pendeta Samaan mengatakan diskriminasi ada di segala bidang, dan orang Kristen sulit mencari kerja. Namun Pendeta Samaan mengungkapkan bahwa komunitas Koptik memiliki harapan di bawah pemerintahan baru.
“Kami masih terus mendoakan Mesir yang besar ini, negara yang disebut ibu dari dunia, akan menjadi model untuk non-diskriminasi di dunia, tempat agama hanya untuk Tuhan dan tanah air ini adalah untuk semua orang," ujarnya.